Dalam
usaha mengembangkan kurikulum terdapat beberapa prinsip dasar yang diperlukan.
agar kurikulum yang dijalankan dapat berjalan dengan baik atau sesuai dengan
yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:
1. Prinsip
Umum
Terdapat beberapa prinsip umum
dalam pengembangan kurikulum.
a. Prinsip
Relevansi
Relevansi dalam dunia pendidikan dimaksudkan adanya
kesesuaian antara hasil pendidikan (lulusan sekolah) dengan tuntutan
kehidupannya dimasyarakat. Dengan kata lain sistem
pendidikan dikatakan relevan jika para lulusan yang dihasilkan sekolah
bermanfaat untuk kehidupan.[1]
Ada
duia relevansi yang harus dimiliki kurikulum
1) Relevan
Eksternal
Yang dimaksud dengan relevan ke luar adalah tujuan,
isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan
tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat.[2]
Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan
kurikulum
Pertama relevan dengan
lingkungan hidup peserta didik. Artinya, bahwa proses pengembangan dan
penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan lingkungan sekitar siswa
Kedua relevan dengan
perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang. Artinya, isi
kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang.
Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk
kehidupan siswa pada waktu yang akan datang
Ketiga relevan dengan
tuntuttan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus
mampu memenuhi dunia kerja. Isi kurikulum harus menyesuaikan dengan tuntuttan
pekerjaan di setiap bidang
2) Relevansi
Internal
Kurikulum
juga harus memiliki relevansi internal yang mana ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen - komponen kurikulum yaitu, antara tujuan, isi,
proses, penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjuka suatu
keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip
Fleksibilitas
Suatu kurikulum yang baik adalah yang didalam
pelaksanaanya memungkinkan terjadinya penyesuaian – penyesuain berdasarkan
kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan, dan latar belakang anak. Kurikulum
harus dikembangkan secara lentur, baik dalam proses maupun dalam hasil yang
diharapkan. Dalam hal proses, seorang guru harus fleksibel mengembangkan progam
pembelajaran, penggunaan srategi, pendekatan, metode, media pembelajaran,
sumber belajar, teknik penilaian, dan lainnya. Sedangkan dalam hasil yang
diharapkan, tidak hanya untuk satu jenis pekerjaan tertentu saja, tapi juga
bisa untuk pekerjaan yang lain.[3]
c.
Prinsip Kesinambungan ( Kontinuitas )
Prinsip
kesinambungan maksudnya yakni adanya kesinambungan antara berbagai
tingkat sekolah dan berbagai tingkat bidang studi dalam kurikulum Dikarenakan kurikulum itu bersifat
dinamis.[4]
Adapun maksud dari berkesinambungan antara berbagai
tingkat sekolah adalah bahan pelajaran yang akan diajarkan pada tingkat yang
lebih tinggi harus sudah diajarkan pada tingkat sebelumnya atau bahan pelajaran
pada tingkat yang rendah tidak boleh diajarkan lagi pada tingkat selanjutnya. Hal itu dikarenakan agar tidak
terjadi tumpang tindih dalam proses pembelajaran. Sedangkan, maksud dari
kesinambungan berbagai tingkat bidang studi adalah berkelanjutannya bidang
studi yang satu dengan bidang studi berikutnya.
d.
Prinsip Efektitas
Prinsip efektifitas
yang dimaksud adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.[5] Dalam proses pendidikan, efektifitasnya
dapat dilihat dari
1) Efektifitas
mengajar pendidik, maksudnya berkaitan dengan sejauhmana jenis-jenis kegiatan
mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik hal ini berhubungan
dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulu di
dalam kelas.
2) Efektifitas
belajar peserta didik, maksudnya berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan
pelajaran yang diinginkan dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar hal
ini berhubungan dengan kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
e. Prinsip
Efisien
Dalam prinsip efisiensi yang dipermasalahkan adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan usaha yang dijalankan atau biaya
yang dikeluarkan. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan usaha atau biaya yang
dikeluarkan maka dpaat diktakan bahwa kegiatan tersebut cukup efisien.
Sebaliknya, jika masih lebih besar usaha atau biaya yang dikeluarkan dibanding
hasil yang dicapai, berarti kegiatan itu tidak efisien.[6]
2. Prisip-Prinsip
Khusus
Merucut pada prinsip prinsip yang digunakan dalam
pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan
evaluasi). Satu wi;layah dengan wilayah lainnya satu jenis dan jenjang
pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik
yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan
epnggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai denagn situasi dan kondisi sert
merta dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum khusus lainnya yaitu, merujuk pada prinsip-prinsip
pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang mana antara satu komponen sengan
komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak sama. Dibawah ini akan diuraikan
beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yang berkaitan dengan
pengembangan komponen-komponen kurikulum
a. Prinsip
yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua
kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau
berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek ( tujuan khusus ).
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
1) Ketentuan dan
kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara
mengenai tujuan , dan strategi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan
2) Survey mengenai
persepsi orang tua atau masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirmkan
melalui angket atau wawancara dengan mereka
3) Survei tentang
pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
4) Survei tentang
man power (sumber daya manusia) atau tenaga kerja
5) Pengalaman negara-negara
lain dalam maslah yang sama
6) Penelitian
b. Prinsip
yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempetimbangkan
beberapa hal
1) Perlu penjabaran
tujuan pendidikan atau pengajaran kedalam perbuatan hasil belajar yang khusus
dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin
sulit menciptakan pengalaman belajar
2) Isi bahan
pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan
3) Unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis
c. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar apa
yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal hal berikut :
1) Apakah metode
atau tehnik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran
2) Apakah metode
atau tehnik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa
3) Apakah metode
atau tehnik tersebut dapat memberikan keurutan kegiatan yang bertingkat-tingkat
4) Apakah metode
atau tehnik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
afektif, dan psikomotor
5) Apakah metode
atau tehnik tersebut lebih mengaktifkan siswa atau mengaktifkan guru atau
kedua-duanya
6) Apakan metode
atau tehnik tesebut mendorong berkembangnya kemampuan baru
7) Apakh metode
atau tehnik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan
dirumah, juga mendorong penggunaan sumbar balajar yang ada dirumah dan
dimasyarakat
d. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Dalam proses belajar mengajar yang baik perlu adanya
pendukung baik berupa media ataupun alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
diantaranya :
1) Alat atau media
apa yang diperlukan? Apakah semua sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada
apakah ada penggantinya
2) Kalau ada yang
harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat,
pembiayaan, serta waktu pembuatannya?
3) Bagaimana
pengoorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dll?
4) Bagaimana
mengintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan belajar ?
5) Hasil yang
terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia
e. Prinsip
yang berkenaan dengan penilaian
Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembelajaran setideknya ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika
merencanakan alat penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil
penilaian.
Fase perencanaan alat penilaian
1) Bagaimana
karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok ang akan dites
2) Berapa lama
waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes
3) Apakah tes
tersebut berbentuk uraian atau pilihan
4) Berpa banyak
butir tes yang perlu disusun
5) Apakah tes
tersebutdiadministrasikan oleh guru atau murid
Fase penyusunan alat penilaian:
1) Merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor
2) Uraikan kedalam
bentuk, tingkah laku murid yang dapat di amati.
3) Hubungkan
dengan bahan pelajaran
4) Tuliskan
butir-butir tes
Pengelolaan hasil penilaian :
1) Norma penilaian
apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes
2) Apakah
digunakan formula guessing
3) Skor standar
apa yang digunakan
4) Untuk apakah
hasil tes digunakan
A. Penutup
Pengembangan kurikulum adalah istilah
yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum terbagi menjadi dua prinsip yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Sumber prinsip yaitu dari mana asal muasal terlahirnya suatu prinsip.
Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris,
data eksperimen, cerita/legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat.
Tipe-tipe prinsip pengembangan
kurikulum yaitu tingkat validitas dan reliabilitas prinsip yang digunakan. Ada
berbagai macam bentuk pengembangan kurikulum, namun semuanya dapat digolongkan
dalam dua bentuk yaitu pengembangan atas dasar sistem dan pengembangan atas
dasar mata pelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Zainal. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2012.
Nurgiantoro,
Burhan. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE,
1988.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997.
Jamaluddin, Asep. http://asepjamaluddin16.blogspot.com/2013/01/makalah-prinsip-dasar-pengembangan.html.
Junaedi,
Jujun. http://jujunjunaedi86.blogspot.com/2012/05/prinsip-dasar-pengembangan-kurikulum.html.
Prinsip
Dasar Pengembangan Kurikulum
Disusun untuk memenuhi salah satu
tugas
Matakuliah “Pengembangan
Kurikulum”
Dosen pengampu:
Prof. Dr. Nur Ahid, M.Ag.
Disusun
oleh :
M. Dian Zaynul Fata N. 9321 005 11
Ila Afni Hidayah 9321 006 11
Muhamim
Sarifudin 9321 219 10
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
[1] Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah (Yogyakarta: BPFE, 1988), 150.
[2] Prof. Dr. Nana Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori
Dan Praktek ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal, 150
[3] Zainal Arifin, Pengembangan
Kurikulum (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), 33.
[4] Asep Jamaluddin, http://asepjamaluddin16.blogspot.com/2013/01/makalah-prinsip-dasar-pengembangan.html, diakses pada
19 Oktober 2013.
[5] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), 114.
[6] Nurgiantoro, Sekolah.,
153.
No comments:
Post a Comment